Pengertian dan Dasar Hukum Sedekah
Sedekah adalah memberikan sesuatu dari seseorang kepada orang lain dengan mengharap ridha Allah SWT. Melaksanakan sedekah hukumnya sunah. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT sebagai berikut :
“ …Dan bersedakahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah “ (Q.S. Yusuf : 88)
Memberikan sedekah hukumnya sunnah muakkad. Bagi orang yang mempunyai harta, hendaklah ia bersedekahlah dengan hartanya. Seseorang yang mempunyai harta banyak, hendaknya lebih banyak dari orang yang hartanya sedikit. Oleh karena itu dalam bersedekah diperlukan kesadaran yang tinggi. Kesadaran yang tinggi itu hanya tumbuh pada diri seseorang yang bertaqwa kepada Allah SWT serta mempunyai perasaan perikemanusiaan yang tinggi pula.
Bersedekah dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk, bahkan menahan diri dari berbuat buruk kepada orang lain termasuk sedekah. Bentuk paling sederhana adalah tersenyum kepada sesama manusia untuk menghormatinya. Rasulullah SAW bersabda :
“ Memberikan senyuman kepada saudarama termasuk sedekah “ (H.R. Bukhari)
Allah SWT banyak memberikan tabsyir (kabar gembira) bagi orang yang gemar bersedekah. Di antara kabar gembira itu adalah sedekah dapat menghapus dosa. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW berikut :
“ Sedekah itu menghapuskan dosa sebagaimana air memadamka api “ (H.R. Ibnu Majah)
Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau anak saudara terdekat sebelim diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya diberikan kepada orang-orang yang betul-betul mendambakan uluran tangan. Mengenai kriteria barang yang lebih utama disedekahkan, para Fuqaha berpendapat, barang yang disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
“ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebaktian (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan harta yang kamu cintai… “ ( Q.S. Ali Imran : 92)
Namun pahala sedekah akan lenyap apabila si pemberi selalu menyebut-nyebut sedekah yang telah ia berikan atau menyakiti perasaan si penerima. Hal ini ditegaskan Allah SWT dalam surah Al-Baqarah ayat 264 :
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan si penerima “ (Q.S Al-Baqarah : 264)
Rukun Sedekah
1. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk mentasarrufkan (membelanjakannya)
2. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak sah memberi kepada anak yang masih dalam kandungan ibunya karena tidak berhak memiliki sesuatu
3. Ijab dan Qabul. Ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi, sedangkan Qabul ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian
4. Barang yang diberikan
Tata Cara Bersedakah
Tata cara bersedekah adalah dengan memberikan harta yang dimiliki, baik berupa uang, makanan, pakaian, rumah, kendaraan dan lain-lainnya kepada orang lain atau pihak lain dengan tujuan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Sedekah dapat dilakukan kapan saja, terutama kepada orang-orang yang memerlukan bantuan seperti golongan fakir dan miskin.
Manfaat Orang Yang Bersedekah
Ibadah sedekah memiliki banyak manfaat. Manfaat itu tidak hanya kepada orang yang menerima sedekah, tetapi juga pemberi sedekah. Hal itu merupakan refleksi dari kehidupan sosial. Dalam kehidupan sehari-hari, ada beberapa manfaat orang yang bersedekah, antara lain :
• Dapat membantu meringankan beban orang lain
• Dapat menumbuhkan rasa kasih sayang antara sesama
• Dapat merasakan penderitaan orang lain
• Mempererat silaturahim
• Dilapangkan rezekinya dan dimudahkan segala urusannya
Sumber : Buku Fiqih MTs 2
Sunday, March 27, 2016
Pengertian dan Dasar Hukum Sedekah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment