BAB I
A. Latar Belakang
Menyekutukan Allah atau yang disebut syirik merupakan fenomena yang semakin marak di masyarakat akhir-akhir ini. Bahkan seolah-olah menyekutukan Allah telah menjadi bagian dari budaya yang berkembang dalam masyarakat kita, biasa-Nya penyebab hal tersebut antara lain dikarnakan harta, tahta dan wanita yang kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahwa perbuatan itu termasuk perkara yang menyekutukan Allah atau syirik kepada Allah.
Oleh sebab itu, penulis menyusun paper ini dengan judul “MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIK DALAM AGAMA ISLAM” agar masyarakat mengetahui apa perbuatan syirik itu, cara menghindari dan apa hikmah menghindari perbuatan syirik itu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut
1. Apakah perbuatan syirik itu
2. Bagaimana menghindari perbuatan syirik
3. Apa hikmah menghindari perbuatan syirik
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
A. PENGERTIAN SYIRIK
Syirik dalam tinjauan bahasa adalah isim dari kata asyraka, yusyriku, syirka, wa syirkatan, seperti asyrakahufihi, artinya memberikan bagian yang sedikit atau banyak dalam zat dan makna. Seperti kata syarakahu fii kaza yusyrakuhu, arti-Nya menjadi sekutu bagi-Nya dalam hal itu dengan bagian yang besar atau kecil dalam zat atau sifat.
Syirik dalam rububiyah Allah atau sama-sama-Nya atau sifat-sifat-Nya adalah pendusta terhadap Allah dan kedustaan kepada-Nya. Karena-Nya, syirik jenis ini dikategorikan kufur. Jika dalam ibadah kepada Allah terdapat unsur ibadah kepada selain-Nya, ibadah itu di anggap kekufuran dan pendustaan kepada-Nya, allah berfirman sebagai berikut,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُو
Artinya: “allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain dia………(Q.S AL-IMRAN/3;18)
Mendustakan Allah sebagai bentuk kekufuran. Syirik berbeda dengan kufur, sebab dalam sebagian syirik ada yang bukan kufur, seperti syirik kecil syirik yang samar, dimana pelaku-Nya tidak dipandang kafir dan murtad. Rasulullah SAW. dalam sebuah hadis pernah bersabda,
اِنَّ اَخْوَنَ ماَ اَخاَنَ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ قاَلُوْ ياَ رَسُوْلُ اللهِ وَماَ الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ قاَلَ الرِّياَءَ (رواه احمد)
Artinya : sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kamu adalah syirik kecil. Sahabat bertanya,”apakah syirik kecil itu, ya rasulullah?”beliau menjawab,”RIYA,” (H.R.Ahmad NO.22528)
Beliau juga bersabda sebagai berikut,”
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِاللهِ فَقَدْ كَفَرَ اَوْ اَشْرَكَ (رواه البخري)
Artinya: barang siapa yang bersumpah dengan selain allah, maka ia telah kafir atau syirik. (H.R.Bukhari NO.1455 dari ibn umar)
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak, maupun secara nyata atau terselubung.
Sebagai contoh perbuatan syirik, misalnya dalam dimensi rububiyah seseorang yang meyakini bahwa ada makhluk yang mampu menolak-menolak segala kemudhorotan, meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan berkat, seperti menyakini kesaktian para wali Allah sehingga dia meminta bantuan kepada mereka untuk menolak petaka atau meraih keuntungan (apalagi wali tersebut sudah meninggal dunia). Dalam dimensi mulkiyah, missal-Nya sesorang mematuhi sepenuh-Nya kepada pemimpin yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh allah SWT. Dan mengharamkan apa yang dihalalkan atau mengajak-Nya melakukan kemaksiatan. Dalam dimensi ilahiyah dapat dikategorikan syirik apabila seseorang berdo’a kepada Allah melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia, dengan keyakinan bahwa yang sudah meninggal dunia dapat mengabulkan.
B. MACAM-MACAM SYIRIK
Perbuatan syirik dapat merendahkan harkat dan martabat manusia, apalagi jika yang diberi sifat ketuhanan itu alam lain yang bukan manusia. Bukanlah esensi ajaran tauhid membebaskan manusia dari penyembahan sesama makhluk menuju penyembahan Allah semata. Dilihat dari sifat dan tingkat sanksi-Nya, syirik dapat dibagi menjadi dua, yaitu syirik besar (asy-syirku al-akbar) dan syirik kecil (asy-syirku al-asghar).
1. Syirik besar
Syirik besar adalah menjadikan bagi Allah sekutu (niddan) yang (dia) berdo’a kepada-Nya seperti berdo’a kepada Allah. Ia takut, harap, dan cinta kepada-Nya hal-Nya seperti kepada Allah atau melakukan satu bentuk ibadah kepada-Nya seperti ibadah kepada Allah.
Syirik besar ada yang zahirun jaliyun (tampak nyata), seperti menyembah berhala, matahari, bulan, bintang, malaikat, benda-benda tertentu, dan ada yang batinin khafiyun (tersembunyi), seperti berdo’a kepada orang yang sudah meninggal, meminta pertolongan kepada-Nya untuk dikabulkan keinginan-Nya, minta disembuhkan dari penyakit atau dihindarkan dari bahaya.
Syirik besar ada yang disebut khafiyun (tersembunyi), sebagai contoh orang yang meminta do’a kepada orang yang sudah meninggal, orang yang berdo’a tersebut tidak pernah mengakui bahwa ia meminta kepada orang yang mati., dia menganggap bahwa orang mati itu adalah sebagai perantara supaya do’a-Nya dikabulkan oleh Allah SWT. Mereka tidak menganggap berdo’a dikuburan itu sebagai ibadah kepada allah, padahal do’a itu adalah bagian dari ibadah. Syirik besar inilah yang tidak akan diampuni oleh Allah kecuali dia bertobat sebelum meninggal. Pelaku-Nya diharamkan masuk surga, sebagaimana firman Allah SWT,”
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: sesungguhnya allah tidak akn mengampuni (dosa) karena mempersekutukannya (syirik), dan dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakinya. Barang siapa mempersekutukan allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S.An-nisa’/4:48)
Bukan berarti Allah menutup pintu taubat bagi orang syirik, sebab Allah akan mengampuni dosa apapun kalau yang bersangkutan bertobat kepada-Nya. Akan tetapi, apabila seorang musyrik tidak bertobat sebelum meninggal dunia, maka pintu ampunan sudah tertutup bagi-Nya dan diakhirat nanti dia akan dimasukkan oleh Allah kedalam neraka.
Syirik besar terdiri dari 3 jenis, yaitu syirik dalam berdo’a, syirik dalam niat, iradah, dan tujuan, serta syirik dalam ketaatan.
a. Syirik dalam berdo’a, Allah SWT telah berfirman,
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
”maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepadanya, tetapi ketika allah menyelamatkan mereka sampai kedaratan, malah mereka (kembali) mempersekutukan (allah).”(Q.S.al-‘ankabut/29:65)
b. Syirik dalam niat, ibadah, dan tujuan. Firman Allah,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُون
”barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu di akhirat) kecuali neraka, dan sia-sialah disana apa yang telah mereka kerjakan.”(Q.S.Hud/11:15)
c. Syirik dalam ketaatan, Allah SWT berfirman,
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
”mereka menjadikan orang-orang alim (yahudi), dan rahib-rahibnya (nasrani) sebagai tuhan selain allah.....”(Q.S.at-taubah/9:31).
Ketika Rasulullah membacakan ayat tersebut Ali bin halim berkata kepada baginda Rasulullah SAW,,”mereka itu tidak menyembah orang-orang alim dan rahib-rahib ?”Rasulullah SAW menjawab,,”ya, sesungguh-Nya mereka itu mengharamkan yang halal bagi mereka dan menghalalkan apa yang diharamkan bagi mereka, maka mereka mengikuti-Nya. Maka itulah sembahan atas mereka atas mereka (aim-alim dan rahib-rahib).”(H.R. At-Tarmidzi).
2. Syirik kecil
Syirik kecil adalah perkara dan perbuatan yang akan membawa seseorang kepada kemusyrikan. Syirik kecil termasuk perbuatan dosa yang dikhawatirkan akan mengantarkan pelaku-Nya kepada syirik besar. Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal sebelum bertobat dan diakhirat ternyata Allah tidak berkenan mengampuni-Nya dan ia akan masuk neraka. Diantara amal perbuatan yang termasuk kelompok syirik kecil adalah sebagai berikut.
a. Bersumpah dengan selain Allah,” Barang siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah dia telah kufur atau syirik.”(H.R.At-Tarmidzi)
b. Memakai azimat (untuk menolak bahaya atau mendapat rezeki). Dari Uqbah bin ‘Amir, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menggantungkan kepada tangkal maka Allah tidak akan menyempurnakan iman-Nya dan barangsiapa yang menggantungkan diri kepada azimat maka Allah tidak akan memercayakan kepada-Nya.”(H.R. Ahmad).
c. Menggunakan mantra untuk menolak kejahatan dan pengobatan. Sesungguh-Nya mantra, azimat, dan guna-guna adalah perbuatan syirik.”(H.R. Ibn Hibban).
d. Perbuatan sihir, “Barang siapa yang membuat satu simpul, kemudian dia meniupi-Nya, maka sungguh ia telah menyihir. Barang siapa menyihir, sungguh ia telah berbuat syirik. (H.R. An-Nasa’i).
e. Ramalan atau perbintangan (astropologi). “Barang siapa yang datang kepada tukang normal, kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan apa yang dikatakan-Nya tidak akan diterima shalat-Nya selama 40 hari. (H.R. Muslim).
f. Bernadzar kepada selain Allah. “Barang siapa yang bernadzar untuk berbuat taat kepada Allah maka hendaklah dia laksanakan nazar-Nya itu dan barang siapa bernadzar untuk mendurhakai Allah maka janganlah ia mendurhakai-Nya. (H.R. Al-Bukhari).
g. Menyembah binatang atau mempersembahkan kurban bukan kepada Allah SWT. dari Ali r.a., Rasulullah SAW bersabda kepadaku dengan empat kalimat,” Allah melaknat orang yang hendak menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat kedua orang tua-Nya, Allah melaknat orang yang melindungi penjahat, dan Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah milik-Nya.”(H.R. Muslim).
BAB III
A. Perbuatan Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak, maupun secara nyata atau terselubung.
Sebagai contoh perbuatan syirik, missal-Nya dalam dimensi rububiyah seseorang meyakini bahwa ada makhluk yang mampu menolak segala kemudharatan, meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan berkat, seperti meyakini kesaktian para wali Allah sehingga dia minta bantuan kepada mereka untuk menolak petaka atau untuk meraih keuntungan (apalagi wali tersebut meninggal dunia). Dalam dimensi mulkiyah, misalnya seseorang mematuhi sepenuh-Nya kepada pemimpin yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT., mengharamkan apa yang dihalalkan, atau mengajak-Nya melakukan kemaksiatan. Dalam dimensi ilahiyah dapat dikategorikan syirik apabila seseorang berdo’a kepada Allah melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia, dengan keyakinan bahwa orang yang sudah meninggal dunia dapat mengabulkan permintaan.
Syirik juga dapat berarti memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepada-Nya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik juga terdapat klasifikasi, jenis dan faktor-faktor penyebab seseorang berbuat syirik antara lain :
1. Klasifikasi syirik
Pengklasifikasian syirik besar dan syirik kecil dapat dilihat dari beberapa hal berikut :
a. Berdasarkan kekhususan sifat Allah SWT.
1) Syirik dalam rububiyah, yaitu meyakini selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, mengatur segala urusan, dan menghidupkan atau mematikan makhluk.
2) Syirik dalam uluhiyah, yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan mudharat atau maslahat, seperti memberi syafaat dan lain-Nya yang termasuk sifat-sifat uluhiyah (ketuhanan) yang hanya milik Allah SWT.
3) Syirik dalam Asma’ wa sifat, yaitu bahwa sebagian makhluk Allah SWT. memiliki sifat-sifat khusus yang Allah miliki, seperti mengetahui perkara ghaib, dan sifat-sifat lain-Nya yang merupakan kekhususan bagi Allah.
b. Berdasar Letak Terjadinya Syirik
1) Syirik I’tiqadi, yaitu syirik yang berupa keyakinan, missal-Nya meyakini bahwa Allah SWT., yang telah menciptakan kita dan memberi rezeki pada kita. Namun, disisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelaku-Nya dari agama Islam.
2) Syirik Amali, yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syariat Islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih hewan untuk selain Allah, bernazar untuk selain Allah dan lain-Nya.
3) Syirik lafdzi, yaitu setiap ucapan yang dihukumi oleh syariat Islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah bukan atas nama Allah, seperti perkataan,” tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau” atau,” kalau bukan karena si fulan maka akan begini atau begitu….”, dan ucapan-ucapan lain-Nya yang mengandung unsur kesyirikan.
c. Berdasarkan Jenis Syirik
Syirik secara umum dapat dikatakan sebagai kecondongan untuk bersandar pada sesuatu makhluk ataupun seseorang selain Allah. Perbuatan syirik terjadi pada orang-orang yang tidak mampu mengendalikan nafsu jahat memiliki kecenderungan lebih suka menyembah apa yang menjadi produk imajinasi-Nya sendiri. Menurut klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut :
1) Syirkul ‘ilmi, yaitu syirik yang berasal dari ilmu dengan mengagungkan ilmu sebagai yang maha segala-Nya, bukan sebagai karunia Allah yang harus terus digali dan dikembangkan untuk lebih memahami kebesaran-Nya.
2) Syirkut tasaruf, yaitu syirik yang berasal dari sikap yang berlebihan terhadap sesuatu. Syirik jenis ini pada prinsip-Nya disadari atau tidak oleh pelaku-Nya, menentang kemaha kuasaan Allah dalam mengendalikan sesuatu, seperti mempercayai kekuatan dukun, tukang sihir atau sejenis-Nya.
3) Syirkul ibadah, yaitu syirik dalam hal ibadah atau syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide, atau fantasi khayal mereka. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkret berdasarkan pengalaman lahiriah saja. Seperti seorang atheis yang memercayai segala sesuatu bukan berasal dari tuhan, akan tetapi terjadi secara alami.
4) Syirkul qadah, yaitu syirik yang datang dari kepercayaan yang telah mengakar pada masyarakat setempat, atau disebut mitos. Mereka percaya dengan tahayul yang mereka dapatkan dari orang-orang sebelum mereka. Seperti percaya bahwa angka 13 merupakan angka sial, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan atau kematian dan lain-lain.
d. Faktor Penyebab Syirik
Faktor-faktor yang dapat membawa seseorang menuju kesyirikan antara lain :
1) Sombong dan angkuh, yang dapat membuat seseorang tertutup hati-Nya untuk menerima kebenaran yang ada. Sehingga mengakibatkan seseorang terjerumus dalam kemusyrikan.
2) Mementingkan kehidupan yang bersifat duniawi, sehingga hidup-Nya disibukkan dengan mencari kesenangan dunia dan melupakan akhirat. Bahkan ia sanggup melakukan apapun demi tercapai-Nya kepuasan lahir-Nya, meskipun harus dengan menggadaikan keimanan-Nya.
3) Beramal dan beribadah bukan karena Allah akan tetapi karena ingin dilihat manusia, yang akhir-Nya menjerumuskan-Nya pada kesyirikan akan kekuasaan dan janji Allah.
4) Kurang bersyukur terhadap nikmat Allah, sehingga ia selalu merasa kurang dan menginginkan lebih dalam hal yang bersifat duniawi.
5) Menjadikan diantara dia dan Allah suatu perantara (tawasul), padahal Allah tidak memerlukan perantara apapun untuk mendengar do’a hamba-hamba-Nya.
6) Iri dan dengki, yaitu tidak suka melihat orang lain senang atau berprestasi, sehingga membuat-Nya selalu mencari cara untuk merusak kesenangan dan kebahagiaan orang lain.
B. Cara Menghindari Perbuatan Syirik
Ada beberapa cara agar kita bisa terhindar dari kesyirikan, diantara-Nya adalah :
1. Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shaleh kita hanya untuk mencari ridha Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُواٱللَّهَ مُخْلِصِي لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَاءَ
“Mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan meninggalkan kesyirikan (hanif).”(Q.S.Al-bayyinah:5)
Didalam hadis Umar bin Khattab r.a, bahwasanya Rasullullah SAW bersabda,”
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguh-Nya amalan itu tergantung niat dan setiap orang mendapat (ganjaran) sesuai dengan apa yang di niatkan-Nya.”(H.R. Bukhari dan muslim).
2. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasullullah SAW.
Rasullullah SAW bersabda,”
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki pada-Nya kebaikan maka Allah akan memahamkan didalam perkara agama.”(H.R. Bukhari dan muslim).
Hadis diatas dengan jelas menunjukkan bahwa kunci untuk mendapatkan kebaikan agama adalah dengan mempelajari ilmu agama dan kebaikan yang paling pokok adalah tauhid.
3. Mempelajari lawan dari tauhid itu yaitu syirik, baik itu defenisi-Nya, jenis-jenis-Nya dan contoh-contoh-Nya. Karena untuk memahami sesuatu itu terkadang kita juga harus mengenal lawan-Nya. Lawan dari tauhid adalah syirik dan lawan dari sunah adalah bid’ah.
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي
“Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasullullah SAW tentang perkara kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang perkara kejelekan karena takut menimpaku.”(H.R.Al-bukhari dan Muslim).
4. Memperbanyak do’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan diatas tauhid dan sunah dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid’ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadar ataupun tidak.
Salah satu do’a yang disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an adalah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“(Mereka berdo’a) :”Wahai Rabb kami, janganlah engkau condongkan hati kami kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi engkau. Sesungguh-Nya engkaulah Al-Wahhab (maha pemberi). “(Q.S.Al-Imran:8)
5. Bergaul dengan orang yang lurus dan teguh agama-Nya (Ahlussunnah) dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan mereka tersebut.
Hal inilah yang dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul, diantara-Nya adalah Nabiyyullah Ibrahim as sebagaimana yang diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an :
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguh-Nya telah ada suri tauladan yang baik hati bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka :”sesungguh-Nya kami berlepas diri daripada kalian daripada apa yang kalian sembah selain Allah. Kami mengingkari perbuatan kalian yang telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lama-Nya sampai kalian beriman hanya kepada Allah sahaja.”(Q.S.Al-mumtahanah:4)
C. Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Iman memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan seorang mu’min. jika iman itu benar, maka akan memberikan pengaruh positif yang akan mendatangkan keberuntungan dan kebahagian. Namun sebalik-Nya, jika iman itu salah karena bercampur dengan syirik, maka akan memberikan pengaruh negatif yang menyengsarakan kehidupan dunia dan akhirat. Menurut pendapat Al-Maududi, seseorang yang dapat membebaskan diri-Nya dari perbuatan syirik maka iman-Nya akan kukuh dan memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara lain sebagai berikut.
1. Menjadikan manusia yang memiliki pandangan luas. Ia percaya kepada Allah SWT., sebagai penguasa dan pemelihara alam semesta. Dia tidak akan pernah merasa asing dengan apapun yang ada didunia. Walaupun intelektual-Nya menjadi lebih terbuka, pendirian-Nya bebas seperti kekuasaan Allah SWT.
2. Mengangkat manusia kederajat yang paling tinggi dan mulia. Orang yang beriman, percaya hanya kepada Allah SWT., yang maha kuasa dan tidak ada selain-Nya yang dapat menguntungkan atau merugikan seseorang. Keyakinan ini membuat-Nya berbeda dengan manusia lain. Ia tidak pernah menundukkan kepala-Nya kepada makhluk ciptaan tuhan yang manapun atau menyembah kepada siapapun. Ia tidak terpesona dengan kebesaran orang lain.
3. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesehajaan. Ia menjadi orang yang tidak menyukai sifat pamer atau kepura-puraan. Orang yang beriman tidak pernah angkuh. Kelebihan harta atau kekuasaan tidak membuat-Nya sombong Karena ia tahu semua itu berasal dari Allah. Setiap saat, Allah dapat mengambil apa yang pernah diberikan-Nya kepada manusia.
4. Membuat manusia menjadi suci dan benar. Ia yakin tidak ada jalan lain untuk mencapai kesuksesan dan keselamatan. Kecuali dengan kesucian jiwa dan tingkah laku yang baik. Ia yakin tuhan berada di atas segala-Nya yang ada. Ia mempunyai keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT., adalah penguasa seluruh kekayaan yang ada di bumi dan dilangit. Seluruh kekayaan ini milik Allah yang maha pemurah dan penyayang. Perhatian ini membuat hati orang-orang yang beriman menjadi tenang serta mengisi hati mereka dengan kepuasaan dan optimis untuk menghadapi masa depan.
5. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman. Orang beriman meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang dapat ikut campur tangan terhadap kekuasaan Allah dalam kehidupan. Keyakinan membuat orang beriman sadar bahwa jika ia berbuat dan bersikap benar dan adil, maka akan meraih kesuksesan.
6. Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi. Ketika orang beriman memutuskan untuk menjalankan perintah-perintah-Nya, maka ia yakin akan mendapat dukungan dan pertolongan Allah. Keyakin ini membuat orang beriman tetap kukuh dan mantap dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak ada kesukaran, kesakitan dan tantangan yang dapat mematahkan semangat dan ikhtiar-Nya untuk mencapai kemenangan dan keridhaan Allah SWT.
7. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini, ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat mencabut nyawa-Nya. Keimanan kepada kalimat La ilaha illallah menghapuskan kedua pemikiran diatas. Pemikiran pertama terhapus dari alam pemikiran-Nya karena ia mengetahui semua milik dan hidup-Nya berasal dari Allah SWT. oleh karena itu, ia selalu siap untuk berkorban menjalankan kehendak-Nya. Pemikiran kedua tidak dapat masuk dalam diri-Nya karena ia mengetahui tidak ada senjata atau alat manusia yang mempunyai kekuatan untuk mencabut nyawa-Nya, hanya Allah SWT., yang dapat melakukan itu.
8. Mengembangkan sikap damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati. Orang-orang beriman selalu menghindari cara-cara yang rendah dalam mencapai tujuan-Nya. Mereka percaya bahwa kesejahteraan manusia berada ditangan Allah SWT. Allah memberikan-Nya kepada manusia dengan kehendak-Nya. Tugas manusia hanya berusaha keras untuk mendapatkan-Nya dengan cara yang benar. Mereka mengetahui bahwa tercapai atau tidak-Nya tujuan manusia dalam hidup ini tergantung pada kehendak Allah SWT semata. Jika Allah hendak memberikan rahmat-Nya, tidak ada satupun kekuatan yang dapat menghalangi. Jika Allah ingin menimpakan bencana, tidak ada satupun yang dapat menghalangi-Nya.
9. Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah. Seseorang yang beriman yakin bahwa Allah mengetahui segala-Nya, baik yang nyata maupun tersembunyi dari pandangan manusia. Manusia dapat menyembunyikan sesuatu kepada orang lain, tetapi tidak dapat menyembunyikan-Nya dihadapan Allah SWT. semakin kukuh keyakinan seseorang, semakin patuh ia terhadap perintah Allah. Ia akan menghindari perbuatan–perbuatan yang dilarang Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya walaupun dalam kegelapan dan seorang diri.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan :
1. Perbuatan Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak, maupun secara nyata atau terselubung. Syirik juga dapat berarti memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepada-Nya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
2. Cara Menghindari Perbuatan Syirik
Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari perbuatan syirik antara lain :
a. Menghindari akhlak tercela yang dapat menyebabkan perbuatan syirik.
b. Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak terpuji.
c. Berdzikir dan bertobat kepada Allah atas segala dosa yang pernah diperbuat.
d. Mengingat akan pedihnya azab api neraka.
e. Bersikap rendah hati terhadap sesama.
f. Bersyukur atas setiap rezeki dari Allah banyak maupun sedikit.
g. Selalu berdo’a kepada Allah.
3. Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Iman memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seorang mukmin, jika iman itu benar, maka akan memberikan pengaruh positif yang akan mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Antara lain sebagai berikut :
a. Mengangkat manusia kederajat yang paling tinggi dan mulia.
b. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesehajaan.
c. Membuat manusia menjadi suci dan benar.
d. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal.
e. Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi.
f. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyatakan hendaklah seorang muslim mengetahui apakah perbuatan Syirik itu, serta cara-cara menghindari perbuatan Syirik, dan apakah hikmah yang terkandung dari menghindari perbuatan Syirik.
C. PENUTUP
Akhir-Nya dengan selesai-Nya paper ini penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah yang sedalam-dalam-Nya kehadiran Allah SWT., yang melimpahkan taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini.
Dan tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan paper ini. Sehingga menjadi paper yang bermutu dan bermanfaat bagi penulis khusus-Nya dan para kalangan pembaca pada umum-Nya, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Roli Abdul dan M.Khamzah.2008. Menjaga Akidah dan Akhlaq.Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Suparmin, dkk.TT. Akidah Akhlaq.TK:Rahma Media Pustaka.
Permenag, berdasarkan.2008.Akhlaq.Mojokerto:Mulia Ilmu.
http://dakwahquransunah.blogspot.co.id/2012/09/kiat-kiat-menghindari-kesyirikan.html#sthash.TKGnoivf.dpuf:diakses tanggal 30 Oktober 2015
BIODATA PENULIS
Nama : Moh. Thobibul Jazuli
Tempat/Tanggal Lahir : Ponorogo, 23 February 1997
Nama Ayah : Masrurin (Alm)
Nama Ibu : Yani
Alamat Alamat : Ds. Ringin Putih kec. Sampung Kab. Ponorogo
Pendidikan : R.A MUSLIMAT CARANG REJO
MI MU’AWANAH CARANG REJO
MTS AL-AZHAR CARANG REJO
MA DARUL HUDA PONOROGO
Hobi : Bermain Sepak Bola
Cita-cita : PENGUSAHA
Pesan : جَرْحُ اللِّسَانِ اَشَدُّ مِنْ جَرْحِ الْيَدِ
“Melukai dengan kata-kata itu lebih parah
Daripada melukai dengan tangan”
كُنْ فَرِياً وَلاَ تَكُنْ فاَكِساً
"dadiho sopo siro ing wir pari lan ojo dadi sopo siro ing pakis”
Motto : buang jauh-jauh rasa malas pada diri kita
Kesan : Bersekolah di DARUL HUDA ini sesuai dengan yang saya harapkan
A. Latar Belakang
Menyekutukan Allah atau yang disebut syirik merupakan fenomena yang semakin marak di masyarakat akhir-akhir ini. Bahkan seolah-olah menyekutukan Allah telah menjadi bagian dari budaya yang berkembang dalam masyarakat kita, biasa-Nya penyebab hal tersebut antara lain dikarnakan harta, tahta dan wanita yang kebanyakan masyarakat tidak menyadari bahwa perbuatan itu termasuk perkara yang menyekutukan Allah atau syirik kepada Allah.
Oleh sebab itu, penulis menyusun paper ini dengan judul “MENGHINDARI PERBUATAN SYIRIK DALAM AGAMA ISLAM” agar masyarakat mengetahui apa perbuatan syirik itu, cara menghindari dan apa hikmah menghindari perbuatan syirik itu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut
1. Apakah perbuatan syirik itu
2. Bagaimana menghindari perbuatan syirik
3. Apa hikmah menghindari perbuatan syirik
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
A. PENGERTIAN SYIRIK
Syirik dalam tinjauan bahasa adalah isim dari kata asyraka, yusyriku, syirka, wa syirkatan, seperti asyrakahufihi, artinya memberikan bagian yang sedikit atau banyak dalam zat dan makna. Seperti kata syarakahu fii kaza yusyrakuhu, arti-Nya menjadi sekutu bagi-Nya dalam hal itu dengan bagian yang besar atau kecil dalam zat atau sifat.
Syirik dalam rububiyah Allah atau sama-sama-Nya atau sifat-sifat-Nya adalah pendusta terhadap Allah dan kedustaan kepada-Nya. Karena-Nya, syirik jenis ini dikategorikan kufur. Jika dalam ibadah kepada Allah terdapat unsur ibadah kepada selain-Nya, ibadah itu di anggap kekufuran dan pendustaan kepada-Nya, allah berfirman sebagai berikut,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُو
Artinya: “allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain dia………(Q.S AL-IMRAN/3;18)
Mendustakan Allah sebagai bentuk kekufuran. Syirik berbeda dengan kufur, sebab dalam sebagian syirik ada yang bukan kufur, seperti syirik kecil syirik yang samar, dimana pelaku-Nya tidak dipandang kafir dan murtad. Rasulullah SAW. dalam sebuah hadis pernah bersabda,
اِنَّ اَخْوَنَ ماَ اَخاَنَ عَلَيْكُمُ الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ قاَلُوْ ياَ رَسُوْلُ اللهِ وَماَ الشِّرْكُ اْلاَصْغَرُ قاَلَ الرِّياَءَ (رواه احمد)
Artinya : sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kamu adalah syirik kecil. Sahabat bertanya,”apakah syirik kecil itu, ya rasulullah?”beliau menjawab,”RIYA,” (H.R.Ahmad NO.22528)
Beliau juga bersabda sebagai berikut,”
مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِاللهِ فَقَدْ كَفَرَ اَوْ اَشْرَكَ (رواه البخري)
Artinya: barang siapa yang bersumpah dengan selain allah, maka ia telah kafir atau syirik. (H.R.Bukhari NO.1455 dari ibn umar)
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak, maupun secara nyata atau terselubung.
Sebagai contoh perbuatan syirik, misalnya dalam dimensi rububiyah seseorang yang meyakini bahwa ada makhluk yang mampu menolak-menolak segala kemudhorotan, meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan berkat, seperti menyakini kesaktian para wali Allah sehingga dia meminta bantuan kepada mereka untuk menolak petaka atau meraih keuntungan (apalagi wali tersebut sudah meninggal dunia). Dalam dimensi mulkiyah, missal-Nya sesorang mematuhi sepenuh-Nya kepada pemimpin yang menghalalkan apa yang diharamkan oleh allah SWT. Dan mengharamkan apa yang dihalalkan atau mengajak-Nya melakukan kemaksiatan. Dalam dimensi ilahiyah dapat dikategorikan syirik apabila seseorang berdo’a kepada Allah melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia, dengan keyakinan bahwa yang sudah meninggal dunia dapat mengabulkan.
B. MACAM-MACAM SYIRIK
Perbuatan syirik dapat merendahkan harkat dan martabat manusia, apalagi jika yang diberi sifat ketuhanan itu alam lain yang bukan manusia. Bukanlah esensi ajaran tauhid membebaskan manusia dari penyembahan sesama makhluk menuju penyembahan Allah semata. Dilihat dari sifat dan tingkat sanksi-Nya, syirik dapat dibagi menjadi dua, yaitu syirik besar (asy-syirku al-akbar) dan syirik kecil (asy-syirku al-asghar).
1. Syirik besar
Syirik besar adalah menjadikan bagi Allah sekutu (niddan) yang (dia) berdo’a kepada-Nya seperti berdo’a kepada Allah. Ia takut, harap, dan cinta kepada-Nya hal-Nya seperti kepada Allah atau melakukan satu bentuk ibadah kepada-Nya seperti ibadah kepada Allah.
Syirik besar ada yang zahirun jaliyun (tampak nyata), seperti menyembah berhala, matahari, bulan, bintang, malaikat, benda-benda tertentu, dan ada yang batinin khafiyun (tersembunyi), seperti berdo’a kepada orang yang sudah meninggal, meminta pertolongan kepada-Nya untuk dikabulkan keinginan-Nya, minta disembuhkan dari penyakit atau dihindarkan dari bahaya.
Syirik besar ada yang disebut khafiyun (tersembunyi), sebagai contoh orang yang meminta do’a kepada orang yang sudah meninggal, orang yang berdo’a tersebut tidak pernah mengakui bahwa ia meminta kepada orang yang mati., dia menganggap bahwa orang mati itu adalah sebagai perantara supaya do’a-Nya dikabulkan oleh Allah SWT. Mereka tidak menganggap berdo’a dikuburan itu sebagai ibadah kepada allah, padahal do’a itu adalah bagian dari ibadah. Syirik besar inilah yang tidak akan diampuni oleh Allah kecuali dia bertobat sebelum meninggal. Pelaku-Nya diharamkan masuk surga, sebagaimana firman Allah SWT,”
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ ۚ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
Artinya: sesungguhnya allah tidak akn mengampuni (dosa) karena mempersekutukannya (syirik), dan dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakinya. Barang siapa mempersekutukan allah, maka sungguh dia telah berbuat dosa yang besar. (Q.S.An-nisa’/4:48)
Bukan berarti Allah menutup pintu taubat bagi orang syirik, sebab Allah akan mengampuni dosa apapun kalau yang bersangkutan bertobat kepada-Nya. Akan tetapi, apabila seorang musyrik tidak bertobat sebelum meninggal dunia, maka pintu ampunan sudah tertutup bagi-Nya dan diakhirat nanti dia akan dimasukkan oleh Allah kedalam neraka.
Syirik besar terdiri dari 3 jenis, yaitu syirik dalam berdo’a, syirik dalam niat, iradah, dan tujuan, serta syirik dalam ketaatan.
a. Syirik dalam berdo’a, Allah SWT telah berfirman,
فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّ إِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ
”maka apabila mereka naik kapal, mereka berdo’a kepada allah dengan penuh rasa pengabdian (ikhlas) kepadanya, tetapi ketika allah menyelamatkan mereka sampai kedaratan, malah mereka (kembali) mempersekutukan (allah).”(Q.S.al-‘ankabut/29:65)
b. Syirik dalam niat, ibadah, dan tujuan. Firman Allah,
مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُون
”barang siapa menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, pasti kami berikan (balasan) penuh atas pekerjaan mereka di dunia (dengan sempurna) dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh (sesuatu di akhirat) kecuali neraka, dan sia-sialah disana apa yang telah mereka kerjakan.”(Q.S.Hud/11:15)
c. Syirik dalam ketaatan, Allah SWT berfirman,
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
”mereka menjadikan orang-orang alim (yahudi), dan rahib-rahibnya (nasrani) sebagai tuhan selain allah.....”(Q.S.at-taubah/9:31).
Ketika Rasulullah membacakan ayat tersebut Ali bin halim berkata kepada baginda Rasulullah SAW,,”mereka itu tidak menyembah orang-orang alim dan rahib-rahib ?”Rasulullah SAW menjawab,,”ya, sesungguh-Nya mereka itu mengharamkan yang halal bagi mereka dan menghalalkan apa yang diharamkan bagi mereka, maka mereka mengikuti-Nya. Maka itulah sembahan atas mereka atas mereka (aim-alim dan rahib-rahib).”(H.R. At-Tarmidzi).
2. Syirik kecil
Syirik kecil adalah perkara dan perbuatan yang akan membawa seseorang kepada kemusyrikan. Syirik kecil termasuk perbuatan dosa yang dikhawatirkan akan mengantarkan pelaku-Nya kepada syirik besar. Jika orang yang melakukan syirik kecil meninggal sebelum bertobat dan diakhirat ternyata Allah tidak berkenan mengampuni-Nya dan ia akan masuk neraka. Diantara amal perbuatan yang termasuk kelompok syirik kecil adalah sebagai berikut.
a. Bersumpah dengan selain Allah,” Barang siapa yang bersumpah dengan nama selain Allah dia telah kufur atau syirik.”(H.R.At-Tarmidzi)
b. Memakai azimat (untuk menolak bahaya atau mendapat rezeki). Dari Uqbah bin ‘Amir, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menggantungkan kepada tangkal maka Allah tidak akan menyempurnakan iman-Nya dan barangsiapa yang menggantungkan diri kepada azimat maka Allah tidak akan memercayakan kepada-Nya.”(H.R. Ahmad).
c. Menggunakan mantra untuk menolak kejahatan dan pengobatan. Sesungguh-Nya mantra, azimat, dan guna-guna adalah perbuatan syirik.”(H.R. Ibn Hibban).
d. Perbuatan sihir, “Barang siapa yang membuat satu simpul, kemudian dia meniupi-Nya, maka sungguh ia telah menyihir. Barang siapa menyihir, sungguh ia telah berbuat syirik. (H.R. An-Nasa’i).
e. Ramalan atau perbintangan (astropologi). “Barang siapa yang datang kepada tukang normal, kemudian bertanya tentang sesuatu dan membenarkan apa yang dikatakan-Nya tidak akan diterima shalat-Nya selama 40 hari. (H.R. Muslim).
f. Bernadzar kepada selain Allah. “Barang siapa yang bernadzar untuk berbuat taat kepada Allah maka hendaklah dia laksanakan nazar-Nya itu dan barang siapa bernadzar untuk mendurhakai Allah maka janganlah ia mendurhakai-Nya. (H.R. Al-Bukhari).
g. Menyembah binatang atau mempersembahkan kurban bukan kepada Allah SWT. dari Ali r.a., Rasulullah SAW bersabda kepadaku dengan empat kalimat,” Allah melaknat orang yang hendak menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat kedua orang tua-Nya, Allah melaknat orang yang melindungi penjahat, dan Allah melaknat orang yang mengubah batas tanah milik-Nya.”(H.R. Muslim).
BAB III
A. Perbuatan Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak, maupun secara nyata atau terselubung.
Sebagai contoh perbuatan syirik, missal-Nya dalam dimensi rububiyah seseorang meyakini bahwa ada makhluk yang mampu menolak segala kemudharatan, meraih segala kemanfaatan, atau dapat memberikan berkat, seperti meyakini kesaktian para wali Allah sehingga dia minta bantuan kepada mereka untuk menolak petaka atau untuk meraih keuntungan (apalagi wali tersebut meninggal dunia). Dalam dimensi mulkiyah, misalnya seseorang mematuhi sepenuh-Nya kepada pemimpin yang menghalalkan apa yang diharamkan Allah SWT., mengharamkan apa yang dihalalkan, atau mengajak-Nya melakukan kemaksiatan. Dalam dimensi ilahiyah dapat dikategorikan syirik apabila seseorang berdo’a kepada Allah melalui perantara orang yang sudah meninggal dunia, dengan keyakinan bahwa orang yang sudah meninggal dunia dapat mengabulkan permintaan.
Syirik juga dapat berarti memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepada-Nya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
Syirik juga terdapat klasifikasi, jenis dan faktor-faktor penyebab seseorang berbuat syirik antara lain :
1. Klasifikasi syirik
Pengklasifikasian syirik besar dan syirik kecil dapat dilihat dari beberapa hal berikut :
a. Berdasarkan kekhususan sifat Allah SWT.
1) Syirik dalam rububiyah, yaitu meyakini selain Allah mampu menciptakan, memberi rezeki, mengatur segala urusan, dan menghidupkan atau mematikan makhluk.
2) Syirik dalam uluhiyah, yaitu meyakini bahwa selain Allah bisa memberikan mudharat atau maslahat, seperti memberi syafaat dan lain-Nya yang termasuk sifat-sifat uluhiyah (ketuhanan) yang hanya milik Allah SWT.
3) Syirik dalam Asma’ wa sifat, yaitu bahwa sebagian makhluk Allah SWT. memiliki sifat-sifat khusus yang Allah miliki, seperti mengetahui perkara ghaib, dan sifat-sifat lain-Nya yang merupakan kekhususan bagi Allah.
b. Berdasar Letak Terjadinya Syirik
1) Syirik I’tiqadi, yaitu syirik yang berupa keyakinan, missal-Nya meyakini bahwa Allah SWT., yang telah menciptakan kita dan memberi rezeki pada kita. Namun, disisi lain juga percaya bahwa dukun bisa mengubah takdir yang digariskan kepada kita. Hal ini termasuk Syirik Akbar yang mengeluarkan pelaku-Nya dari agama Islam.
2) Syirik Amali, yaitu setiap amalan fisik yang dinilai oleh syariat Islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti menyembelih hewan untuk selain Allah, bernazar untuk selain Allah dan lain-Nya.
3) Syirik lafdzi, yaitu setiap ucapan yang dihukumi oleh syariat Islam sebagai sebuah kesyirikan, seperti bersumpah bukan atas nama Allah, seperti perkataan,” tidak ada bagiku kecuali Allah dan engkau” atau,” kalau bukan karena si fulan maka akan begini atau begitu….”, dan ucapan-ucapan lain-Nya yang mengandung unsur kesyirikan.
c. Berdasarkan Jenis Syirik
Syirik secara umum dapat dikatakan sebagai kecondongan untuk bersandar pada sesuatu makhluk ataupun seseorang selain Allah. Perbuatan syirik terjadi pada orang-orang yang tidak mampu mengendalikan nafsu jahat memiliki kecenderungan lebih suka menyembah apa yang menjadi produk imajinasi-Nya sendiri. Menurut klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat, yaitu sebagai berikut :
1) Syirkul ‘ilmi, yaitu syirik yang berasal dari ilmu dengan mengagungkan ilmu sebagai yang maha segala-Nya, bukan sebagai karunia Allah yang harus terus digali dan dikembangkan untuk lebih memahami kebesaran-Nya.
2) Syirkut tasaruf, yaitu syirik yang berasal dari sikap yang berlebihan terhadap sesuatu. Syirik jenis ini pada prinsip-Nya disadari atau tidak oleh pelaku-Nya, menentang kemaha kuasaan Allah dalam mengendalikan sesuatu, seperti mempercayai kekuatan dukun, tukang sihir atau sejenis-Nya.
3) Syirkul ibadah, yaitu syirik dalam hal ibadah atau syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide, atau fantasi khayal mereka. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkret berdasarkan pengalaman lahiriah saja. Seperti seorang atheis yang memercayai segala sesuatu bukan berasal dari tuhan, akan tetapi terjadi secara alami.
4) Syirkul qadah, yaitu syirik yang datang dari kepercayaan yang telah mengakar pada masyarakat setempat, atau disebut mitos. Mereka percaya dengan tahayul yang mereka dapatkan dari orang-orang sebelum mereka. Seperti percaya bahwa angka 13 merupakan angka sial, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan atau kematian dan lain-lain.
d. Faktor Penyebab Syirik
Faktor-faktor yang dapat membawa seseorang menuju kesyirikan antara lain :
1) Sombong dan angkuh, yang dapat membuat seseorang tertutup hati-Nya untuk menerima kebenaran yang ada. Sehingga mengakibatkan seseorang terjerumus dalam kemusyrikan.
2) Mementingkan kehidupan yang bersifat duniawi, sehingga hidup-Nya disibukkan dengan mencari kesenangan dunia dan melupakan akhirat. Bahkan ia sanggup melakukan apapun demi tercapai-Nya kepuasan lahir-Nya, meskipun harus dengan menggadaikan keimanan-Nya.
3) Beramal dan beribadah bukan karena Allah akan tetapi karena ingin dilihat manusia, yang akhir-Nya menjerumuskan-Nya pada kesyirikan akan kekuasaan dan janji Allah.
4) Kurang bersyukur terhadap nikmat Allah, sehingga ia selalu merasa kurang dan menginginkan lebih dalam hal yang bersifat duniawi.
5) Menjadikan diantara dia dan Allah suatu perantara (tawasul), padahal Allah tidak memerlukan perantara apapun untuk mendengar do’a hamba-hamba-Nya.
6) Iri dan dengki, yaitu tidak suka melihat orang lain senang atau berprestasi, sehingga membuat-Nya selalu mencari cara untuk merusak kesenangan dan kebahagiaan orang lain.
B. Cara Menghindari Perbuatan Syirik
Ada beberapa cara agar kita bisa terhindar dari kesyirikan, diantara-Nya adalah :
1. Dengan mengikhlaskan segala ibadah dan amal shaleh kita hanya untuk mencari ridha Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُواٱللَّهَ مُخْلِصِي لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَاءَ
“Mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan meninggalkan kesyirikan (hanif).”(Q.S.Al-bayyinah:5)
Didalam hadis Umar bin Khattab r.a, bahwasanya Rasullullah SAW bersabda,”
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Sesungguh-Nya amalan itu tergantung niat dan setiap orang mendapat (ganjaran) sesuai dengan apa yang di niatkan-Nya.”(H.R. Bukhari dan muslim).
2. Mempelajari ilmu tauhid yang murni dan benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasullullah SAW.
Rasullullah SAW bersabda,”
مَنْ يُرِدْ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِي الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah menghendaki pada-Nya kebaikan maka Allah akan memahamkan didalam perkara agama.”(H.R. Bukhari dan muslim).
Hadis diatas dengan jelas menunjukkan bahwa kunci untuk mendapatkan kebaikan agama adalah dengan mempelajari ilmu agama dan kebaikan yang paling pokok adalah tauhid.
3. Mempelajari lawan dari tauhid itu yaitu syirik, baik itu defenisi-Nya, jenis-jenis-Nya dan contoh-contoh-Nya. Karena untuk memahami sesuatu itu terkadang kita juga harus mengenal lawan-Nya. Lawan dari tauhid adalah syirik dan lawan dari sunah adalah bid’ah.
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ، وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي
“Dahulu orang-orang bertanya kepada Rasullullah SAW tentang perkara kebaikan, sedangkan saya bertanya kepada beliau tentang perkara kejelekan karena takut menimpaku.”(H.R.Al-bukhari dan Muslim).
4. Memperbanyak do’a kepada Allah agar diberikan keistiqamahan diatas tauhid dan sunah dan agar dijauhkan dari segala bentuk kesyirikan dan kebid’ahan baik yang kita ketahui ataupun tidak, baik yang kita sadar ataupun tidak.
Salah satu do’a yang disebutkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an adalah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“(Mereka berdo’a) :”Wahai Rabb kami, janganlah engkau condongkan hati kami kepada kesesatan sesudah engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi engkau. Sesungguh-Nya engkaulah Al-Wahhab (maha pemberi). “(Q.S.Al-Imran:8)
5. Bergaul dengan orang yang lurus dan teguh agama-Nya (Ahlussunnah) dan menghindari pergaulan dengan orang-orang yang melakukan kesyirikan agar tidak terpengaruh dengan perbuatan mereka tersebut.
Hal inilah yang dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul, diantara-Nya adalah Nabiyyullah Ibrahim as sebagaimana yang diceritakan oleh Allah dalam Al-Qur’an :
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَآءُ مِنْكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاءُ أَبَدًا حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ
“Sesungguh-Nya telah ada suri tauladan yang baik hati bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka :”sesungguh-Nya kami berlepas diri daripada kalian daripada apa yang kalian sembah selain Allah. Kami mengingkari perbuatan kalian yang telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lama-Nya sampai kalian beriman hanya kepada Allah sahaja.”(Q.S.Al-mumtahanah:4)
C. Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Iman memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan seorang mu’min. jika iman itu benar, maka akan memberikan pengaruh positif yang akan mendatangkan keberuntungan dan kebahagian. Namun sebalik-Nya, jika iman itu salah karena bercampur dengan syirik, maka akan memberikan pengaruh negatif yang menyengsarakan kehidupan dunia dan akhirat. Menurut pendapat Al-Maududi, seseorang yang dapat membebaskan diri-Nya dari perbuatan syirik maka iman-Nya akan kukuh dan memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia secara nyata, antara lain sebagai berikut.
1. Menjadikan manusia yang memiliki pandangan luas. Ia percaya kepada Allah SWT., sebagai penguasa dan pemelihara alam semesta. Dia tidak akan pernah merasa asing dengan apapun yang ada didunia. Walaupun intelektual-Nya menjadi lebih terbuka, pendirian-Nya bebas seperti kekuasaan Allah SWT.
2. Mengangkat manusia kederajat yang paling tinggi dan mulia. Orang yang beriman, percaya hanya kepada Allah SWT., yang maha kuasa dan tidak ada selain-Nya yang dapat menguntungkan atau merugikan seseorang. Keyakinan ini membuat-Nya berbeda dengan manusia lain. Ia tidak pernah menundukkan kepala-Nya kepada makhluk ciptaan tuhan yang manapun atau menyembah kepada siapapun. Ia tidak terpesona dengan kebesaran orang lain.
3. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesehajaan. Ia menjadi orang yang tidak menyukai sifat pamer atau kepura-puraan. Orang yang beriman tidak pernah angkuh. Kelebihan harta atau kekuasaan tidak membuat-Nya sombong Karena ia tahu semua itu berasal dari Allah. Setiap saat, Allah dapat mengambil apa yang pernah diberikan-Nya kepada manusia.
4. Membuat manusia menjadi suci dan benar. Ia yakin tidak ada jalan lain untuk mencapai kesuksesan dan keselamatan. Kecuali dengan kesucian jiwa dan tingkah laku yang baik. Ia yakin tuhan berada di atas segala-Nya yang ada. Ia mempunyai keyakinan yang kuat bahwa Allah SWT., adalah penguasa seluruh kekayaan yang ada di bumi dan dilangit. Seluruh kekayaan ini milik Allah yang maha pemurah dan penyayang. Perhatian ini membuat hati orang-orang yang beriman menjadi tenang serta mengisi hati mereka dengan kepuasaan dan optimis untuk menghadapi masa depan.
5. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun yang menyebabkan rusaknya iman. Orang beriman meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang dapat ikut campur tangan terhadap kekuasaan Allah dalam kehidupan. Keyakinan membuat orang beriman sadar bahwa jika ia berbuat dan bersikap benar dan adil, maka akan meraih kesuksesan.
6. Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi. Ketika orang beriman memutuskan untuk menjalankan perintah-perintah-Nya, maka ia yakin akan mendapat dukungan dan pertolongan Allah. Keyakin ini membuat orang beriman tetap kukuh dan mantap dalam menjalani kehidupan. Mereka tidak ada kesukaran, kesakitan dan tantangan yang dapat mematahkan semangat dan ikhtiar-Nya untuk mencapai kemenangan dan keridhaan Allah SWT.
7. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia. Dalam hubungan ini, ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut, yaitu takut mati dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain Allah yang dapat mencabut nyawa-Nya. Keimanan kepada kalimat La ilaha illallah menghapuskan kedua pemikiran diatas. Pemikiran pertama terhapus dari alam pemikiran-Nya karena ia mengetahui semua milik dan hidup-Nya berasal dari Allah SWT. oleh karena itu, ia selalu siap untuk berkorban menjalankan kehendak-Nya. Pemikiran kedua tidak dapat masuk dalam diri-Nya karena ia mengetahui tidak ada senjata atau alat manusia yang mempunyai kekuatan untuk mencabut nyawa-Nya, hanya Allah SWT., yang dapat melakukan itu.
8. Mengembangkan sikap damai dan keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati. Orang-orang beriman selalu menghindari cara-cara yang rendah dalam mencapai tujuan-Nya. Mereka percaya bahwa kesejahteraan manusia berada ditangan Allah SWT. Allah memberikan-Nya kepada manusia dengan kehendak-Nya. Tugas manusia hanya berusaha keras untuk mendapatkan-Nya dengan cara yang benar. Mereka mengetahui bahwa tercapai atau tidak-Nya tujuan manusia dalam hidup ini tergantung pada kehendak Allah SWT semata. Jika Allah hendak memberikan rahmat-Nya, tidak ada satupun kekuatan yang dapat menghalangi. Jika Allah ingin menimpakan bencana, tidak ada satupun yang dapat menghalangi-Nya.
9. Menjadi taat dan patuh kepada hukum-hukum Allah. Seseorang yang beriman yakin bahwa Allah mengetahui segala-Nya, baik yang nyata maupun tersembunyi dari pandangan manusia. Manusia dapat menyembunyikan sesuatu kepada orang lain, tetapi tidak dapat menyembunyikan-Nya dihadapan Allah SWT. semakin kukuh keyakinan seseorang, semakin patuh ia terhadap perintah Allah. Ia akan menghindari perbuatan–perbuatan yang dilarang Allah dan mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya walaupun dalam kegelapan dan seorang diri.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat penulis simpulkan :
1. Perbuatan Syirik
Syirik adalah menyekutukan Allah dengan makhluk-Nya, baik dalam dimensi rububiyah, mulkiyah, ilahiyah, secara langsung atau tidak, maupun secara nyata atau terselubung. Syirik juga dapat berarti memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo’a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepada-Nya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.
2. Cara Menghindari Perbuatan Syirik
Upaya yang dapat dilakukan untuk menghindari perbuatan syirik antara lain :
a. Menghindari akhlak tercela yang dapat menyebabkan perbuatan syirik.
b. Bergaul dengan orang-orang yang berakhlak terpuji.
c. Berdzikir dan bertobat kepada Allah atas segala dosa yang pernah diperbuat.
d. Mengingat akan pedihnya azab api neraka.
e. Bersikap rendah hati terhadap sesama.
f. Bersyukur atas setiap rezeki dari Allah banyak maupun sedikit.
g. Selalu berdo’a kepada Allah.
3. Hikmah Menghindari Perbuatan Syirik
Iman memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan seorang mukmin, jika iman itu benar, maka akan memberikan pengaruh positif yang akan mendatangkan keberuntungan dan kebahagiaan. Antara lain sebagai berikut :
a. Mengangkat manusia kederajat yang paling tinggi dan mulia.
b. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan kesehajaan.
c. Membuat manusia menjadi suci dan benar.
d. Memunculkan kepercayaan yang teguh dalam segala hal.
e. Tidak mudah putus asa dengan keadaan yang dihadapi.
f. Menumbuhkan keberanian dalam diri manusia.
B. SARAN-SARAN
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyatakan hendaklah seorang muslim mengetahui apakah perbuatan Syirik itu, serta cara-cara menghindari perbuatan Syirik, dan apakah hikmah yang terkandung dari menghindari perbuatan Syirik.
C. PENUTUP
Akhir-Nya dengan selesai-Nya paper ini penulis mengucapkan puji syukur Alhamdulillah yang sedalam-dalam-Nya kehadiran Allah SWT., yang melimpahkan taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan paper ini.
Dan tak lupa penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan paper ini. Sehingga menjadi paper yang bermutu dan bermanfaat bagi penulis khusus-Nya dan para kalangan pembaca pada umum-Nya, Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Roli Abdul dan M.Khamzah.2008. Menjaga Akidah dan Akhlaq.Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Suparmin, dkk.TT. Akidah Akhlaq.TK:Rahma Media Pustaka.
Permenag, berdasarkan.2008.Akhlaq.Mojokerto:Mulia Ilmu.
http://dakwahquransunah.blogspot.co.id/2012/09/kiat-kiat-menghindari-kesyirikan.html#sthash.TKGnoivf.dpuf:diakses tanggal 30 Oktober 2015
BIODATA PENULIS
Nama : Moh. Thobibul Jazuli
Tempat/Tanggal Lahir : Ponorogo, 23 February 1997
Nama Ayah : Masrurin (Alm)
Nama Ibu : Yani
Alamat Alamat : Ds. Ringin Putih kec. Sampung Kab. Ponorogo
Pendidikan : R.A MUSLIMAT CARANG REJO
MI MU’AWANAH CARANG REJO
MTS AL-AZHAR CARANG REJO
MA DARUL HUDA PONOROGO
Hobi : Bermain Sepak Bola
Cita-cita : PENGUSAHA
Pesan : جَرْحُ اللِّسَانِ اَشَدُّ مِنْ جَرْحِ الْيَدِ
“Melukai dengan kata-kata itu lebih parah
Daripada melukai dengan tangan”
كُنْ فَرِياً وَلاَ تَكُنْ فاَكِساً
"dadiho sopo siro ing wir pari lan ojo dadi sopo siro ing pakis”
Motto : buang jauh-jauh rasa malas pada diri kita
Kesan : Bersekolah di DARUL HUDA ini sesuai dengan yang saya harapkan
0 comments:
Post a Comment