Friday, March 25, 2016

KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN

    KEMU’JIZATAN AL-QUR’AN


A.Pengertian Mukjizat Dan Perbedaan Dengan Karomah, Ma’unah, Istidroj
1.    Pengertian Mu’zijat
    Menurut bahasa, mu’jizat berasal dari kata ‘ajaz (lemah). I’jaz dapat di artikan sebagai kemu’jizatan, hal yang melemahkan, yang menjadikan sesuatu atau pihak lain tak berdaya. Pada dasarnya Al Mu’jiz (yang melemahkan) itu adalah Allah SWT, yang menyebabkan selainnya lemah sabagai bentuk penegasan kebenaran berita mengenai betapa lemahnya orang-orang yang di datangi rasul untuk menentang mu’jiz tersebut. Huruf ta’ marbuthah di tambahkan pada kata mu’jiz sehingga menjadi mu’jizat.
Secara etimologi, yang dimaksud dengan I’jaz adalah tanda-tanda kebenaran Nabi dalam pengakuannya sebagai Rasul dengan menampakkan kelemahan orang-orang untuk menghadapi mu’jizatnya.
I’jazul Qur’an, kemukjizatan Al Qur’an ialah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang di miliki Al Qur’an yang mentapan kelemahan manusia, baik secara berpisah-pisah maupun kelompok, untuk mendatangkan sesuatu yang serupa atau menyamainya. Yang  dimaksud dengan kemu’jizatan Al Qur’an bukan berarti melemahkan manusia dengan pengertian melemahkan yang sebenarnya. Artinya memberi pengertian kepada mereka tentang kelemahan mereka untuk mendatangkan sesuatu yang sejenis dengan Al Quran’
Al qur’an adalah mu’jizat dan allah menunjukkan kelemahan orang arab untuk menandingi al qur’an padahal mereka memiliki faktor-faktor dan potensi untuk itu. Ini merupakan bukti tersendiri bagi kelemahan bahasa arab di masa bahasa ini berada pada puncak kejayaannya.
2.    Pengertian Karomah
Karomah adalah perkara (sesuatu yang luar biasa itu) tampak pada tangan selain nabi dan rasul, jikalau ia seorang wali (kekasih Alloh).
Seperti keistimewaan yang terjadi pada siti maryam. Beliau berada di dalam pemeliharaan nabi zakariya as, dan tidak seorang pun selain nabi zakaria dapat masuk ke tempat siti maryam berada. Nabi zakaria, jika keluar dari sisi siti maryam beliau pasti menutup/mengunci tujuh pintu untuk menjaganya. Ketika nabi zakaria masuk ke mihrob siti maryam berada, beliau mendapati buah-buah musim dingin pada saat musim panas, dan mendapati buah-buahan musim panas pada saat musim dingin, maka beliau terkagum-kagum. Karena itu, lalu beliau bertanya kepada siti maryam mengenai jalan/cara sampainya rejeki tersebut kepadanya, bukan pada musimnya, padahal pintu-pintu tersebut terkunci dan penjaga selalu berkeliling di seputar kamar (ruangan beribadah) nya.
Siti maryam menjawab pertanyaan nabi zakaria, bahwasanya rezeki tersebut dari Alloh dan sesungguhnya Alloh akan memberikan rezeki kepada orang yang dihendakiNya, dengan tanpa perhitungan, sebagai bentuk pemberian Fadhol (kemurahan), dengan tanpa mengurang-ngurangi (Qs ali imron:37)
Dan seperti keistimewaan yang terjadi pada Fatimah ru, ketika suatu ketika beliau menghadiahkan kepada ayahhandanya nabi saw dua potong roti dan sepotong daging yang diletakkan di dalam piring/mangkok yang ditutup. Lalu nabi saw mengirimkan kembali pembawa piring mangkok itu dan sesuatu yang bersamanya yaitu piring dan mangkok tersebut ke rumah fatimah. Ketika nabi saw duduk dan berdiam diri pada tempat duduknya, di rumah fatimah, maka beliau bersabda: Bawalah kemari piring tersebut wahai putriku.” Lalu fatimah membuka piring tersebut tiba-tiba saja piring tersebut dipenuhi roti dan daging. Kemudian nabi saw bertanya kepada fatimah, “bagaimana kamu mendapatkan semua ini?”
Siti fatimah menjawab:” Semua ini berasal dari Alloh. Sungguh Alloh akan memberi rezeki kepada orang yang dikehendakiNya dengan tanpa perhitungan.”
Kemudian Nabi saw bersabda, “Segala puji bagi Alloh swt, yang telah menjadikanmu seeorang perempuan yang menyerupai pemimpin kaum perempuan bani isroil”
Kemudian nabi saw mengumpulkan ali rhu, hasan rhu, dan husain rhu serta seluruh penghuni rumah ali, untuk makan bersama makanan yang ada didalam piring itu, Lalu mereka semua makan hingga kenyang, namun makanan tersebut masih tetap tersisa. Maka fatimah mengirimkannya kepada para tetangganya.
3.    Pengertian Ma’unah
    Jikalau kekampuan luar biasa itu terjadi dari orang-orang awam diantara orang-orang islam dalam bentuk sebagai penyelamatan dari segala bencana dan dari segala hal yang tidak disukainya maka kemapuan luar baisa itu disebut Ma’unah (pertolongan Alloh)
4.    Pengertian Istijrod
Jika kempauan luar biasa itu terjadi pada seorang fasik, maka jika hal itu terjadi sesuai dengan tujuannya maka kemampuan luar biasa itu disebut Istidroj (tipu daya Alloh kepada orang tersebut dan untuk menguji keimanan orang-orang islam yang menghadapinya).
B.Aspek-Aspek I’jaz Al Quran
Pendapat dan pandangan ulama kalam tentang aspeng kemu’jizatan al-quran berbeda-beda. Satu golongan ulama berpendapat, al qur’an itu mu’jizat dan balaghahnya yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandingannya. Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan al quran itu ialah kandungan badi’ yang sanyat unik dan berbeda dengan apa yang telah di kenal dalam perkataan orang arab.
     Muhammad ali ash sabuni dalam kitab at tibyan menyebutkan segi-segi kemu’jizatan al-qur’an sbb:
1.    Susunannya yang indah, berbeda dengan susunan yang ada dalam bahasa orang-orang arab.
2.    Terdapat uslub yang unik yang berbeda dengan semua uslub bahasa arab.
3.    Ia mengandung sifat mungkin dan membuka peluang bagi seorang mahkluk untuk mendatangkan yang sejenisnya.
4.    Bentuk undang-undang yang detail lagi sempurna melebihi setiap undang-undang ciptaan manusia.
5.    Menggambarkan hal-hal yang ghaib yang tidak bias di ketahuai kecuali dengan wahyu.
6.    Tidak bertentangan dengan pengetahuan-pengetahuan umum yang di pastikan kebenarannya.
7.    Menepati janji yang di kabarkan dalam al-quran.
8.    Mengandung prinsip-prinsip ilmu pengetahuan di dalamnya
9.    Berpengaruh kepada hati pengikut dan musuhnya.
M. Quraish Shihab berpendapat bahwa pada garis besarnya al-quran itu tampak dalam tiga hal pokok.
•    Susunan redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra bahasa arab.
•    Kandungan ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang di isyaratkannya.
•    Ramalan-ramalan yang di ungkapkan, yang sebagian telah terbukti kebenarannya.
Al-quran itu mu’jizat dengan segala makna yang dibawa dan di kandung oleh lafal-lafalnya. Al-quran mu’jizat dalam lafal-lafalnya dan uslubnya. Satu huruf darinya merupakan bagian mu’jizat yang di perlukan lainnya dalam ikatan kata, suatu kata yang berada di tempatnya juga merupakan bagian mu’jizat dalam ikatan kalimat, dan satu kalimat yang ada di tempat merupakan mu’jizat dalam jalinan surat.
Al-quran membawa ajaran yang penting bagi manusia sepanjang jaman di segala kehidupan. Al qur’an tidak bias ditiru, bukan hanya dalam kefasihan dan gaya bahasanya yang mengagumkan melainkan juga dalam hal isinya.
Al-qur’an menawarkan ajaran-ajaran operatif mengenai alam ghoib, kebenaran-kebenaran sepiritual dan masalah-masalah lain umat manusia pada umumnya. Karena alasan-alasan ini tak seorangpun akan berhasil menciptakan sesuatu yang serupa dengan al-qur’an.
Fungsi al-quran adalah untuk memberikan jawaban bagi berbagai persoalan dan memberi jalan keluar bagi setiap permasalahan yang terjadi dan di hadapi oleh umat manusia.
C. Pendapat Para Ulama tentang I’jaz Al-Qur’an
    Setelah para ulama sepakat bahwa kemu’jizatan al-quran itu karena zatnya, serta tidak seorang pun yang sanggup mendatangkan sesuatu yang sebanding dengannya, maka pandangan ulama berbeda-beda dalam meninjau segi kemu’jizatannya. Sebagian ulama berpendapat bahwa segi kemu’jizatan al-quran adalah sesuatu yang terkandung dalam al-quran itu sendiri, yaitu susunan asing yang berbeda dengan susunan orang arab pada umumnya.
    Sebagian yang lain berpendapat bahwa segi kemu’jizatan itu terkandung dalam lafal-lafalnya yang jelas, redaksinya yang bersastra dan susunannya yang indah, karena sastra al-quran termasuk yang tidak ada bandingannya.
Ulama lain berpendapat bahwa kemu’jizatan itu karena al-alquran terhindar dari adanya pertentangan, serta mengandung arti yang lembut dan hal-hal yang ghoib di luar kemampuan manusia dan di luar kekuasaan mereka untuk mengetahuinya, seperti halnya al-quran bersih dan selamat dari pertentangan dan perselisihan pendapat.
Ada lagi ulama yang berpendapat bahwa segi kemu’jizatan al-quran adalah keistimewa-keistimewaan yang tampak dan keindah-indahan yang terkandung dalam al-qu’an, baik dalam permulaan, tujuan maupun dalam menutup setiap surat.
D. KESIMPULAN
I’jazul Qur’an, kemukjizatan Al Qur’an ialah kekuatan, keunggulan dan keistimewaan yang di miliki Al Qur’an yang mentapan kelemahan manusia, baik secara berpisah-pisah maupun kelompok, untuk mendatangkan sesuatu yang serupa atau menyamainya. Yang  dimaksud dengan kemu’jizatan Al Qur’an bukan berarti melemahkan manusia dengan pengertian melemahkan yang sebenarnya. Artinya memberi pengertian kepada mereka tentang kelemahan mereka untuk mendatangkan sesuatu yang sejenis dengan Al Quran’
Al-quran itu mu’jizat dengan segala makna yang dibawa dan di kandung oleh lafal-lafalnya. Al-quran mu’jizat dalam lafal-lafalnya dan uslubnya. Satu huruf darinya merupakan bagian mu’jizat yang di perlukan lainnya dalam ikatan kata, suatu kata yang berada di tempatnya juga merupakan bagian mu’jizat dalam ikatan kalimat, dan satu kalimat yang ada di tempat merupakan mu’jizat dalam jalinan surat.
Al-quran membawa ajaran yang penting bagi manusia sepanjang jaman di segala kehidupan. Al qur’an tidak bias ditiru, bukan hanya dalam kefasihan dan gaya bahasanya yang mengagumkan melainkan juga dalam hal isinya.



DAFTAR PUSTAKA
Chirzin, Muhammad, Permata Al-Qur’an, (Yogyakarta:QIRTAS, 2003)
wordpress.com/2008/12/22/perbedaan-mukjizat-karomah-ma’unah-istidroj-serta-ihanah
Prof.DR.Muhammad Ali Ash-Shabuunny,study ilmu al-qur’an (bandung:pustaka sejati,1998)






0 comments:

Post a Comment